Indonesia Berduka, Dollar AS Malah Perkasa, Serangan teroris di Jakarta telah bertindak sebagai sebuah peringatan ancaman terus-menerus terhadap stabilitas global
LONDON, KOMPAS.com – Dollar AS menguat terhadap euro pada Jumat (17/7) waktu setempat. Serangan bom mematikan di Indonesia mengirimkan para pedagang penghindaran risiko (risk-averse) berlari menutup mata uang yang disebut safe-haven (tempat berlindung yang aman), kata para analis.
“Serangan teroris di Jakarta telah bertindak sebagai sebuah peringatan ancaman terus-menerus terhadap stabilitas global yang masih kami hadapi,” kata analis James Hughes dari CMC Markets.
Dalam perdagangan terakhir di London, euro melemah menjadi 1,4117 dollar AS dari 1,4150 dollar di New York pada Kamis.
Mata uang tunggal Eropa juga jatuh menjadi 132,04 yen sebelum pulih menjadi bertahan mantap pada level 132,87 yen pada akhir Kamis.
Euro dipandang sebagai mata uang berisiko tinggi daripada dollar dan yen dan cenderung melemah pada waktu terjadi ketidakpastian.
Pasar saham sebagian besar mengabaikan serangan itu. Tetapi di pasar valuta asing peledakan tersebut “menambah nada kehati-hatian untuk perdagangan dan mendorong pelepasan beberapa posisi berisiko,” kata ahli strategi uang Societe Generale, Patrick Bennett.
Sementara, Hughes mengatakan, para pedagang juga berhati-hati jelang laporan laba dari dua bank lebih besar AS, yang dipantau dengan cermat untuk sinyal dari pemulihan di sektor keuangan. “Spektral laba dari Bank of America dan Citigroup… juga menyuntikkan sebuah tipe berbeda dari kekhawatiran ke dalam pasar,” kata dia.
Di peristiwa, Bank of America dan Citigroup melaporkan labanya yang sehat untuk kuartal kedua, meski hasil Citi membengkak oleh sebuah keuntungan satu kali yang menutup kerugian besar.
Awal pekan ini, JPMorgan Chase dan Goldman Sachs memukul ekspektasi pasar dengan hasil yang kuat, meskipun mereka membendung terutama dari sisi operasional institusi, dengan segmen konsumen yang masih kesulitan.
Investor juga mencerna sebuah laporan lemah aktivitas manufaktur AS yang dipublikasikan Kamis, sementara menunggu lebih banyak hasil laba AS dan data perumahan AS pada Jumat untuk petunjuk bari pada prospek ekonomi terbesar dunia (AS).
Indeks manufaktur dari Federal Reserve Philadelphia yang dianggap sebagai barometer dari kecenderungan nasional, jatuh ke minus 7,5 persen pada Juli dari minus 2,2 persen pada Juni – hasil yang lebih buruk daripada yang diharapkan pasar. Tapi ada kekhawatiran atas kesehatan perusahaan pinjaman utama AS CIT, yang melayani ratusan ribu usaha kecil dan menengah di seluruh negara, berdiri di ambang kebangkrutan.
Sementara beberapa analis memproyeksikan pemulihan untuk euro. “Risk appetite (nafsu/selera terhadap aset-aset berisiko) lebih besar, dalam kaitannya dengan nada penguatan di pasar ekuitas, membantu menyokong dolar tetap pada pijakannya,” kata Herve Goulletquer dari French bank Calyon.
Dalam perdagangan di London, Jumat, euro dipindahtangankan pada 1,4117 dollar AS terhadap 1,4150 dollar AS pada akhir Kamis, 132,87 yen (132.87), 0.8648 pound (0,8607) dan 1,5201 franc Swiss (1,5175).
Dollar AS berada pada 94,1 yen (93,89) dan 1,0768 franc Swiss (1,0724). Pound berada pada 1,6322 dolar (1,6438).
Di London Bullion Market, harga emas meningkat menjadi 937,50 dollar AS per ons dari 935 dollar AS per ons pada akhir Kamis.
XVD
Sumber : Indonesia Berduka, Dollar AS Malah Perkasa
Belum ada komentar untuk "Indonesia Berduka, Dollar AS Malah Perkasa"
Posting Komentar